9 Mar 2011

Investigasi Ilmiah


INVESTIGASI ILMIAH
Investigasi ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah demi langkah yang logis, terorganisasi, dan ketat untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya dan menarik kesimpulan yang valid dari hal tersebut.
MENGAPA DIPERLUKAN PENELITIAN ILMIAH?
1.    Penelitian ini tidak didasarkan pada firasat, pengalaman, dan intuisi.
2.    Memiliki tujuan yang terarah dan jelas.
3.    Memungkinkan semua orang yang tertarik dalam meneliti dan mengetahui tentang isu-isu yang sama atau mirip untuk tampil dengan temuan yang sebanding atau dapat dibandingkan.
4.    Hasil temuannya akurat dan dapat dipercaya.
5.     Dapat diaplikasikan pada permasalahan yang serupa.
6.     Lebih obyektif.
7.     Mampu menyoroti hal-hal penting di tempat kerja yang membutuhkan perhatian khusus untuk menyelesaikan atau meminimisasi masalah.
8.     Penelitian  ilmiah  dan  pengambilan  keputusan  manajerial  merupakan bagian integral dari pemecahan masalah yang efektif.
9.     Dapat diaplikasikan pada penelitian dasar dan terapan
CIRI-CIRI PENELITIAN ILMIAH
Ciri-ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jelas
Manajer  memulai  penelitian  dengan  sebuah  sasaran  atau  tujuan  yang  jelas. Fokusnya meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi, dalam bentuk berkurangnya pergantian, absensi, dan mungkin menaikkan level kinerja yang kesemuanya tentu akan menguntungkan organisasi. Penelitian ilmiah yang baik adalah penelitian yang menyatakan tujuan penelitian (purposiveness). Tujuan penelitian pada dasarnya adalah menjawab suatu masalah atau pertanyaan. Peneliti perlu merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian dengan jelas agar dapat menyatakan tujuan penelitian. Proses penelitian selanjutnya difokuskan pada usaha untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh peneliti.
2. Tepat
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah ketepatan pada sebuah studi dengan tujuan yang jelas. Ketepatan mengandung arti kehati – hatian, kecermatan, dan tingkat ketelitian dalam investigasi penelitian. Faktor – faktor tersebut memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan jenis informasi yang benar dari sampel yang tepat dengan tingkat bias minimum, dan memfasilitasi analisis yang sesuai terhadap data yang diperoleh.
3. Dapat Diuji
Setelah mewawancarai sekelompok acak karyawan organisasi dan mempelajari penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam bidang komitmen organisasi, manajer atau peneliti membuat hipotesis tertentu mengenai bagaimana meningkatkan komitmen karyawan, maka hal tersebut dapat diuji dengan menerapkan uji statistik tertentu pada data yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
4. Dapat Ditiru
Apabila manajer menyimpulkan bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi. Maka kita akan lebih meyakini temuan dan kesimpulan tersebut jika temuan yang mirip muncul berdasarkan data yang dikumpulkan oleh organisasi lain yang menggunakan metode serupa. Dengan kata lain, hasil uji hipotesis tersebut harus didukung lagi dan lagi ketika jenis penelitian serupa diulangi dalam keadaan lain yang mirip. Oleh karena itu, hipotesis kita tidak hanya bersifat kebetulanq, tetapi merupakan refleksi dari keadaan populasi yang sebenarnya.
5. Ketelitian dan Keyakinan
Ketelitian mengacu pada kedekatan temuan dengan realitas berdasarkan sebuah sampel. Dengan kata lain, ketelitian mencerminkan tingkat keakuratan atau keyakinan hasil berdasarkan sampel, terkait apa yang benar – benar eksis dalam keseluruhan.
Keyakinan mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi kita. Karena itu, tidaklah cukup hanya teliti, tetapi juga penting bahwa kita dapat dengan yakin menegaskan bahwa 95% waktu hasil kita benar dan 5% kemungkinan salah.
Dengan demikian, ketelitian dan keyakinan merupakan aspek penting penelitian, yang dicapai melalui desain sampling ilmiah yang tepat. Semakin besar ketelitian dan keyakinan yang kita bidik dalam penelitian, semakin ilmiah investigasi kita dan semakin berguna hasilnya.
6. Obyektivitas
Objektivitas berarti harus berdasarkan fakta – fakta dari temuan yang berasal dari data actual dan bukan nilai – nilai subjektif atau emosional kita. Semakin objektif interpretasi data, semakin ilmiah investigasi penelitian. Mekipun manajer dapat memulai dengan beberapa keyakinan dan nilai subjektif awal, interprestasi mereka terhadap data sebaiknya bebas dari nilai dan bias pribadi. Bila manajer berusaha melakukan penelitian sendiri, mereka harus sangat peka terhadap aspek tersebut.
7. Dapat Digeneralisasi
Mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian dalam satu konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya. Semakin penelitian dapat digeneralisasi, semakin besar kegunaan dan nilainya. Tetapi, tidak banyak temuan penelitian yang dapat digeneralisasi pada semua konteks, situasi, atau organisasi lainnya.
8. Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul dan dalam menghasilkan solusi masalah, selalu lebih disukai untuk kerangka penelitian yang kompleks yang meliputi jumlah faktor yang tidak dapat dikendalikan. Sifat ekonomis dalam model penelitian dicapai jika kita memasukkan ke dalam kerangka penelitian lebih sedikit jumlah variable yang akan menjelaskan varians secara jauh lebih efisien disbanding seperangkat variable kompleks yang hanya akan sedikit menambah varians yang dijelaskan. Sifat hemat ini dapat dicapai dengan pemahaman yang baik terhadap masalah dan faktor penting lainnya yang mempengaruhi hal tersebut.
Keterbatasan Penelitian Ilmiah Dalam Bidang Manajemen
Dalam bidang manajemen dan ilmu sosial, tidak selalu mungkin untuk melakukan investigasi yang 100% ilmiah, dalam arti bahwa, tidak seperti dalam ilmu pasti, hasil yang diperoleh tidak akan eksak dan bebas kesalahan. Hal ini terutama karena kesulitan yang dihadapi dalam pengukura dan pengumpulan data dalam bidang subjektif seperti perasaan, emosi, sikap, dan persepsi.
Rintangan Sains Dalam Penelitian
Salah satu metode  investigasi ilmiah yang utama adalah metode hipotesis-deduktif. Proses deduktif dan induktif dalam penelitian dijelaskan di bawah ini.
Deduksi dan induksi
Deduksi
Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau dengan menguji hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses deduksi (deduction) dan metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific). Deduksi dikatakan tepat jika premis (alasan) dan konklusi benar dan sahih, hal ini berarti:
1. Alasan (premis) yang diberikan untuk kesimpulan harus sesuai dengan kenyataan (benar).
2. Kesimpulan harus diambil dari alasan-alasannya (sahih).
Berikut ini contoh sederhana tentang proses pengambilan kesimpulan berdasarkan deduksi:

Semua dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian dapat membuat proposal penelitian dengan baik (Premis 1).
Erlina adalah dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologipenelitian (Premis 2).
Erlina adalah dosen yang dapat membuat proposal penelitian dengan baik (konklusi).
Jika semua premis benar dan pengambilan kesimpulan tidak salah, maka proses deduksi dianggap valid. Konklusi hanya dapat diterima jika semua premisnya benar dan valid. Jika ada premisnya
yang tidak sesuai dengan kenyataan, maka deduksinya tidak dapat diterima. Dari contoh yang diberikan di atas, ternyata Erlina telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian tetapi dia bukan dosen, maka premisnya tidak benar dan konklusinya ditolak.
Induksi
Induksi didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangatberbeda dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process) dan metodenya disebut metode induktif (inductive method) dan penelitiannya disebut penellitian induktif (inductive research). Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebihdahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan. Proses induksi selaludigunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis).
Penalaran induksi merupakan proses berpikir yang berdasarkan kesimpulan umum pada kondisi khusus. Kesimpulan menjelaskan fakta sedangkan faktanya mendukung kesimpulan.
Contoh:
Rudi seorang manajer pemasaran PT Pertamina di Kota Medan. Hasil penjualan pelumas di Medan paling rendah di antara kota yang lain. Berdasarkan data ini kita dapat menarik kesimpulan sementara (hipotesis) bahwa masalahnya adalah Rudi kurang aktif dalam melakukan promosi. Tapi kita dapat membuat kesimpulan yang lain (berbeda) atas dasar bukti-bukti lain, seperti:
·         Kemampuan menjual Rudi rendah sehingga efektivitas penjualan menurun.
·         Daerah pemasaran Rudi tidak memiliki potensi pasar yang sama dengan daerah lain.
·         Rudi kurang berbakat bekerja di bagian pemasaran produk pelumas.
Semua hipotesis merupakan induksi berdasarkan bukti catatan penjualan Rudi. Dalam hal ini, peneliti perlu mencari bukti yang diyakini kebenarannya. Sebagian besar tugas peneliti adalah menentukan jenis bukti yang diperlukan dan mengukur bukti-bukti.
Penjelasannya, proses pengamatan ( observation) atau merasakan fenomena disekitar kita adalah merupakan  permulaan kebanyakan penelitian ( entah terapan atau dasar). Langkah berikut bagi manager tersebut adalah menentukan apakah ada sebuah masalah nyata dan jika demikian seberapa serius. Identifikasi masalah (problem identification) ini memerlukan pengumpulan sejumlah data awal. manager bisa mencari informasi dari pelanggan tentang bagaimana perasaan mereka terhadap produk dan layanan konsumen. Dari situ mungkin manager menemukan pelanggan menyukai produknya, tapi kecewa karena banyak item yang mereka perlukan sering tidak tersedia, dan pramuniaga tidak begitu membantu. Setelah manager mengajak diskusi dengan pramuniaga, manager mungkin tahu bahwa pabrik tidak menyuplai barang tepat dan waktu dan menjanjikan tanggal pengiriman baru yang pada saatnya gagal terpenuhi. Gabungan informasi yang diperoleh melaui proses wawancara informal dan formal membantu manager untuk menentukan bahwa sebuah masalah eksis. Masalah tersebut juga membantu manager untuk merumuskan sebuah model konseptual atau kerangka teoritis ( theoretical flamework) dari semua faktor yang menimbullkan masalah. Dari kerangka terotis yang merupakan gabungan berarti dari semua informasi yang di peroleh, beberapa hipotesis (hypotheses) dapat di buat dan di uji untuk menemukan apakah data membuktikannya. Konsep-konsep kemudian di definisikan secara operasional (operationaly definded) sehingga dapat di ukur. Design penelitian (research designe) disusun untuk menentukan, diantara hal lainnya, cara mengumpulkan (collect) data lebih lanjut, menganalisis (analyze) dan menginterpretasikannya (interpret) dan akhirnya memberikan jawaban atas masalah.
METODE HIPOTESIS-DEDUKTIF
Salah satu metode investigasi ilmiah yang utama adalah metode hipotetis-deduktif. Metode ini meliputi tujuh langkah, yaitu pengamatan, pengumpulan informasi awal, perumusan teori, penyusunan hipotesis, pengumpulan data ilmiah, analisis data dan deduksi.
Ø Pengamatan
Contoh ; Apabila seorang manajer merasakan perubahan pada jumlah penjualan hasil produksinya yang kian menurun dan mulai merasakan tingkat daya beli masyarakat semakin menurun.
Ø Pengumpulan Informasi Awal
Pengumpulan informasi awal meliputi mencari informasi secara mendalam mengenai hal yang diamati. Hal ini dapat dilakukan dengan berbicara secara informal, wawancara, atau memperoleh informasi lewat sumber lainnya. Investigator akan mengetahui bagaimana persoalan tersebut ditangani dalam situasi lain.
Contoh : Melihat keadaan tersebut manajer kemudian mengumpulkan berbagai informasi   yang terkait dan dibutuhkan seperti penyebab kenapa daya beli masyarakat menurun, dan penyebab menurunnya minat masyarakat terhadap produk seperti kualitas produk, kemasan, dan juga factor pesaing.
Ø Perumusan Teori
Langkah berikutnya adalah perumusan teori, yaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara yang logis, sehingga faktor- faktor yang berkaitan dengan masalah dapat dikonseptualisasi dan diuji.
Contoh : Manajer mengintegrasikan semua informasi sesuai dengan logika sehigga semua alas an dan penyebab masalah dapat dikonsepkan dan kemudian dapat kita uji.
Ø Penyusunan Hipotesis
Penyusunan hipotesis adalah langkah logis selanjutnya setelah perumusan teori. Dari jaringan asosiasi teori diantara variabel, hipotesis atau perkiraan tertentu yang dapat diuji pun bisa dihasilkan. Setelah data diperoleh, beberapa gagasan kreatif muncul, dan berdasarkan hal tersebut, hipotesis baru pun bisa dihasilkan untuk diuji kemudian.
Contoh : Setelah berusaha memahami mengenai permasalahan yang dihadapi, manajer kemudian dapat membuat hipotesis atau dugaan awal sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan oleh manajer, misalnya penurunan penjualan perusahaan disebabkan oleh kualitas produk yang kurang baik.
Ø Pengumpulan Data Ilmiah Lebih Lanjut
Setelah menyusun hipotesis, data yang terkait dengan setiap variabel dalam hipotetis perlu dikumpulkan. Pengumpulan data ilmiah lebih lanjut adalah diperlukan untuk menguji hipotesis yang dihasilkan dalam studi.
Contoh : Setelah menyusun hipotesis awal, maka manajer perlu megumpulkan data lebih lanjut untuk mendukung penelitian lebih lanjut, seperti mengumpulkan bukti-bukti dan laporan mengenai mutu dan kualitas produk yang dia hasilkan dan juga mengumpulkan laporan penjualan.
Ø Analisis Data
Dalam langkah analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk melihat apakah hipoteesis terbukti. Analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap data dapat dilakukan jika sejumlah  perkiraan terbukti.
Contoh : Dalam langkah ini manajer mengumpulkan data dan menganalisis secara statistika untuk mengambil hipotesis yang mendukung. Contohnya apabila seorang manajer ingin mengetahui apakah persediaan mempengaruhi kepuasan konsumen, maka ia dapat melakukan pengujian korelasi dan determinasi untuk mengetahui hubungan dan pengaruh diantara kedua faktor tersebut.
Ø Deduksi
Deduksi adalah proses tiba pada kesimpulan dengan menginterpretasikan arti dari hasil analisis data. Berdasrkan deduksi tersebut, peneliti dapat mengajukan rekomendasi mengenai bagaimana masalah dapat dipecahkan.
Contohnya apabila dari suatu pengolahan data secara anova kita mendapatkan hasil p value lebih dari 0,05 maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa persediaan tidak mempengaruhi kepuasan konsumen.
TIPE PENELITIAN LAINNYA
Untuk mempelajari jenis persoalan tertentu digunakan:
1.    Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain di mana sifat dan masalah yang terjadi serupa dengan yang dialami saat ini.
2.     Penelitian tindakan merupakan proyek yang berkembang secara terus-menerus dengan saling memengaruhi antara masalah, solusi, pengaruh atau konsekuensi, dan solusi baru.





DAFTAR PUSTAKA
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Jakarta : Salemba Empat
http://yayukdaryanti16.blogspot.com/2010/02/investigasi-ilmiah.html diakses pada 4 maret 2011
http://community.gunadarma.ac.id/user/rizki17/blogs diakses pada 4 maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar